Kisah Viral Mak Sombret, Nekat Naik Ojek Pekalongan-Solo Untuk Ikut Iringi Jemaah Haji

Kisah Viral Mak Sombret, Nekat Naik Ojek Pekalongan-Solo Untuk Ikut Iringi Jemaah Haji (foto : rhd)

harianpekalongan.com | PEKALONGAN – Kisah inspiratif datang dari seorang nenek bernama Rati, yang lebih dikenal dengan sebutan Mak Sombret. Berita tentang keberanian Mak Sombret viral di media sosial, khususnya di kalangan masyarakat Pekalongan. Nenek berusia sekitar 54 tahun ini nekat menyewa ojek dari Pekalongan ke Solo untuk mengiringi jemaah haji yang hendak berangkat.

Saat dikonfirmasi, Mak Sombret mengakui kebenaran kisah tersebut. Ia mengaku tidak kebagian kursi di bus yang akan mengantar rombongan jemaah haji dari desanya. Namun, karena keinginannya yang kuat untuk mengantar jemaah, ia berinisiatif mencari tukang ojek di sekitar wilayah Kecamatan Kajen.

“Saya cuma membawa bekal uang sekitar 1 juta rupiah, menyewa ojek dengan ongkos pulang-pergi sebesar 600 ribu rupiah.” paparnya.

Mak Sombret berangkat beriringan dengan bus rombongan dari Pekalongan, namun terpisah di perjalanan karena bus memasuki jalur tol, sementara ojek yang dinaikinya harus melalui jalan raya biasa. Sesampainya di Solo, ia tidak bertemu dengan rombongan asal Desa Kulu, melainkan dengan rombongan Desa Tanjungsari, Kecamatan Kajen. Di sana, ia diberikan uang saku sebesar 100 ribu rupiah oleh kepala desa Tanjungsari.

Kisah ini pun mengundang perhatian dan simpati banyak orang. Namun, saat tim kami meliput ke kediaman Mak Sombret, terdapat fakta mengejutkan. Ternyata, Mak Sombret tinggal seorang diri, alias sebatang kara. Suaminya telah lama meninggal, begitu juga dengan anak-anaknya. Rumahnya yang terletak di Dusun Balong, Desa Kulu, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan ini terbuat dari kayu dengan fasilitas seadanya dan berdiri di atas tanah milik desa.

Meskipun demikian, Mak Sombret tetap tegar dan memiliki semangat yang kuat. Ia bercerita kepada kami bahwa ia sudah memiliki voucher untuk ibadah umroh, namun terkendala karena belum memiliki uang saku untuk perbekalan selama menjalankan ibadah umroh. Kisahnya ini tidak hanya menyentuh hati banyak orang, tetapi juga menjadi inspirasi tentang semangat dan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai keterbatasan.(rhd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *